Bendum Nasdem : Tak Mungkin Plate Sendiri Dugaan Korupsi BTS Harus Dibongkar Percasi Kab. Bogor Siap Jadi Tuan Rumah Kejurda 2023 PPP Kab. Bogor Usung Bacaleg Milenial pada Pileg 2024 Kadis DLH : Pemkab Bogor Belum Miliki TPA Sampah Calon Pemimpin Harus Tawarkan Ide, Konsep dan Gagasan

Home / Internasional

Minggu, 13 November 2022 - 19:18 WIB

Tiga Hal Fokus Utama Presiden Jokowi Hadapi Tantangan Krisis Ekonomi di ASEAN

Kamboja, (MGA) – Presiden Joko Widodo memaparkan tiga hal fokus utama ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi kawasan. Hal tersebut disampaikannya saat berbicara pada ASEAN Global Dialogue Ke-2: Post Covid-19 Comprehensive Recovery di Hotel Sokha, Phnom Penh, Minggu, 13 November 2022.

“Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi rata-rata masih terus positif, namun ke depannya, tantangan ekonomi kawasan akan makin berat apalagi dengan ancaman resesi. Untuk itu, saya ingin fokus pada tiga hal,” ungkap Presiden Jokowi.

Hal pertama adalah penguatan fiskal negara ASEAN. Presiden Jokowi mendorong agar ruang fiskal harus diciptakan demi stabilitas keuangan. Demikian pula dengan efisiensi belanja dan mengalokasikan ke program mitigasi dampak krisis harus menjadi prioritas termasuk jaring pengaman bagi rakyat kurang mampu.

BACA JUGA  Polemik Kafe dan Resto Tak Berizin, Warga CIlendek Ngadu ke DPRD Kota Bogor

“Dukungan pada sektor yang memiliki dampak terhadap ekonomi kawasan juga harus diprioritaskan. ADB telah mengidentifikasinya seperti pariwisata, agro-processing, dan tekstil. Sektor-sektor ini penting karena melibatkan UMKM yang wakili 90% dunia usaha ASEAN,” ucap Presiden.

Hal kedua menurut Presiden Jokowi adalah penguatan dukungan keuangan internasional. Presiden Jokowi menegaskan pentingnya peran lembaga keuangan internasional dalam merespon krisis dan meminimalisir dampak yang diakibatkan melalui berbagai instrumen keuangan yang fleksibel.

BACA JUGA  Jasad Pria Paruh Baya di Temukan di Aliran Sungai Cidurian Cigudeg, Pihak Kepolisian Lakukan Olah TKP

“Ada instrumen yang sifatnya darurat sehingga bisa cepat digunakan saat krisis, dan lebih penting dari itu perlu ada instrumen yang berfungsi mencegah krisis. Dukungan ini penting bagi ASEAN untuk antisipasi memburuknya krisis ke depan, salah satunya dengan perkuat infrastruktur keuangan di kawasan, termasuk sinergi kebijakan finansial,” kata Presiden Jokowi.

Hal ketiga yang disampaikan Presiden Jokowi yaitu perdagangan dunia harus diatur dengan mempertimbangkan hak pembangunan negara berkembang. Presiden Jokowi menyoroti kesulitan yang dialami negara berkembang saat ingin melakukan hilirisasi.

BACA JUGA  Did You Know Your Eye Makeup Could Be Making You Sick?

“Apakah dengan mengeskpor bahan baku mentah negara berkembang dapatkan keuntungan yang memadai? Jawabannya tidak. Untuk itu, negara berkembang terus memperjuangkan hak untuk hilirisasi,” tegas Presiden Jokowi.

Di akhir pengantarnya, Presiden Jokowi kembali menegaskan pentingnya berkolaborasi erat dan bekerja sama untuk menghadapi krisis yang terjadi saat ini.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam dialog tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Phnom Penh, 13 November 2022

Sumber:
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Share :

Baca Juga

Bali

Presiden Jokowi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Presiden Komisi Eropa

Internasional

Bertemu Presiden Dewan Eropa, Presiden Dorong Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Uni Eropa

Internasional

Kasad Kunjungi Kawah Chandradimuka Akademi Militer Australia

Internasional

Faisal Hendra Didapuk Ketum Ikatan Alumni Sudan

Internasional

Technician Education Can Fuel Financial Success

Internasional

HRW Dinilai Maroko Sesatkan Opini Publik Terkait Laporan Terbaru

Internasional

Hadiri KTT ASEAN – Jepang, Presiden Jokowi Dorong Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di ASEAN

Internasional

Dikunjungi Mendagri, WNI di Sapporo Jepang Gembira Dapatkan Identitas Digital